Tentang pintu-pintu rejeki, Rasululloah pernah bersabda,
“Perhatikan olehmu sekalian, sesungguhnya di dunia ini perdagangan merupakan 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) pintu rejeki.”
Berbagai
pintu rejeki telah Allah sediakan bagi hamba-Nya. Untuk meraihnya
manusia mesti membuka dan memasuki pintu-pintu tersebut. Tanpa
membukanya seseorang tak akan mampu meraih rejekinya.
Rejeki,
betapapun banyak orang yang berharap bisa mendapatkannya. Berbagai cara
dan upaya ditempuh, pergi pagi pulang petang membanting tulang memeras
keringat. tidak puas dengan cara wajar ditempuhlah berbagai cara hingga
menabrak rambu-rambu syariat dan akidah.
Rejeki sebenarnya tidak
selalu diartikan sebagai harta kekayaan. Dalam Al-Quran banyak disebut
kata rejeki dengan segala bentuknya, razaqa atau rizqun. Dalam arti
harta kekayaan, sangat wajar jika kemudian manusia begitu mendambakan
rejeki yang banyak. Sifat manusia sebagaimana disebutkan oleh Allah
adalah mencintai harta selain menyukai wanita dan anak-anak.
“Dan
jika shalat telah dilaksanakannya, maka bertebaranlah di muka bumi dan
carilah karunia dari Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya,
moga-moga kalian beruntung” -Al Jum’ah:10-
Allah ‘Azza wa Jalla
juga memberi peringatan kepada orang-orang yang hanya disibukkan dengan
urusan dunia sementara lalai dari tuntutan ibadah. betapa sibuknya
manusia dengan dunia, dia hanya mengambil yang telah ditetapkan oleh
Allah baginya.
9 dari 10 pintu rejeki ada pada berdagang, maka
jadilah pedagang yang baik dan jujur karena Allah sudah menjanjikan
rejeki yang luas bagi para pedagang.
Salam Ikhlas !
-----------------------
HIKMAH:
1. Menikah adalah salah satu cara membuka pintu rezeki,
Sabda Rasulullah, ”Irtamizu rizko binnikah”, Menikahlah maka kau akan menjadi kaya.
2. Tsauban ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:
"
Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa dan tidak dapat
menambah umur kecuali kebaikan dan sesungguhnya seseorang menghalangi
rezekinya sendiri dengan sebab dosa yang dia lakukan." (HR Hakim)
3, La in syakartum laaziidannakum, Wa la in kafartum inna ‘adzaa bii lasyadiid.
“Sesungguhnya
jika bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari nikmat Ku, maka azab Ku sangat pedih.” (QS.Ibrahim:7)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan